Minggu, 13 Januari 2019

3 Trik Jitu Mengendalikan Diri Agar Tidak Kecanduan Media Sosial

3 Trik Jitu Mengendalikan Diri Agar Tidak Kecanduan Media Sosial

Penggunaan media sosial tak kenal usia, dari anak-anak hingga orang tua. Media sosial hampir mengubah cara masyarakat modern berkomunikasi sepenuhnya. Memang bermanfaat, apalagi untuk berkomunikasi dengan seseorang dengan jarak yang jauh. Media sosial juga dirancang untuk semua orang agar bisa menyebarkan informasi secara cepat.
Namun, media sosial juga telah membuat banyak orang kecanduan, yang menimbulkan beberapa dampak negatif. Banyak orang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menatap layargadget. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mengendalikan penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari. 


Dampak kecanduan media sosial

Gangguan penglihatan

Pandangan mata yang terlalu fokus pada layar gadget terlalu lama, dapat menimbulkan berbagai gangguan mata seperti tekanan pada mata, mata lelah, iritasi, mata kemerahan, atau pandangan kabur. Kondisi ini bukanlah gangguan permanen, tapi jika Anda sering mengalami gangguan tersebut, penggunaan alat bantu seperti kacamata dan lensa untuk mengurangi paparan sinar secara langsung akan membantu dalam mengurangi efek gangguan pada mata.


Mengganggu waktu tidur

Para peneliti menunjukkan adanya hubungan kuat antara penggunaan media sosial dan gangguan tidur. Seseorang yang menghabiskan waktu mereka untuk berinteraksi di dunia maya hampir setiap saat, memiliki peningkatan risiko hingga tiga kali lipat mengalami gangguan tidur, termasuk insomnia.
Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Misalnya, beberapa orang cenderung mempertahankan eksistensinya di dunia maya dan kemudian hal ini yang membuat mereka tidur larut malam. Banyak orang yang keasyikan menggunakan media sosial hingga lupa waktu. Misalnya untuk berbalas komentar di media sosial yang tak kunjung berhenti atau hanya menjadi warganet yang pasif. Setiap tengah malam hanya melihat-lihat linimasa agar tidak ketinggalan info terbaru juga dapat mengganggu jam tidur Anda.
Atau mungkin, beberapa orang justru sudah mengalami kesulitan tidur duluan sehingga menggunakan media sosialnya untuk menghabiskan waktu sampai mereka bisa kembali tidur. Padahal, hal ini tidak membantu.
Saat Anda menghabiskan waktu untuk main media sosial melalui gadget Anda sebelum tidur, pancaran sinar terang darigadget meniru sifat cahaya alami matahari. Akibatnya, jam biologis tubuhmenganggap cahaya ini sebagai sinyal bahwa hari masih pagi, dan karena itu produksi melatonin jadi terganggu.


Meningkatkan depresi dan kecemasan

Dampak kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi. Pemenuhan dorongan kebutuhan untuk selalu online di media sosial yang sudah lama terkait dengan penurunan tingkat kepercayaan diri, serta peningkatan risiko gangguan kecemasan dan depresi
Seringnya penggunaan media sosial di khusunya pada kalangan anak-anak dan remaja juga telah dikaitkan oleh banyak penelitian dengan peningkatan tingkat stres psikologis. Semua faktor ini bisa saling berkaitan memicu atau memperparah depresi pada anak.
Media sosial juga seakan-akan menjadi ajang untuk seseorang mengekspresikan diri atau memamerkan kegiatan sehari-hari. Hal ini ternyata dapat memicu rasa iri pada orang lain. Rasa iri ini bisa menimbulkan gangguan mental berupa depresi. Selain rasa iri, media sosial juga kerap menjadi ajang bullying yang sangat sering terjadi. Banyak orang yang pada akhirnya merasa depresi, tertekan, hingga memutuskan untuk bunuh diri hanya karena merasa dipermalukan oleh banyak orang di media sosial.


Cara mengurangi penggunaan media sosial

1. Batasi penggunaan media sosial

Batasi jumlah waktu yang Anda habiskan di media sosial setiap harinya dengan menggunakan alarm atau stopwatchuntuk mengontrol penggunaan sosial media. Ketika Anda terbiasa untuk membatasi waktu yang digunakan di media sosial Anda telah mengatur diri sendiri untuk tidak ketergantungan terhadap sosial media.

2. Cari informasi lain selain dari media sosial

Media sosial digunakan untuk mendapatkan informasi terbaru, jika Anda menggunakan media sosial untuk itu, maka carilah alternatif lain untuk mendapatkan info. Anda bisa membaca situs berita (bukan dari akun media sosial), membaca koran, atau menonton berita di televisi. 

3. Mencari kegiatan yang lebih bermanfaat

Mencari kegiatan lain bisa mengurangi intensitas Anda mengunjungi media sosial. Semakin sibuk Anda, tentu semakin tidak ada waktu banyak untuk Anda terpaku pada sosial media. Coba alihkan perhatian Anda pada olahraga atau kumpul bersama orang-orang terdekat.


Menggunakan media sosial dengan bijak

Bukan berarti mengurangi aktivitas di media sosial menjadikan media sosial adalah suatu hal yang buruk. Tetap ada manfaat yang didapatkan ketika Anda menggunakannya dengan bijak. Tetap ada rasa nyaman jika Anda menggunakan media sosial dengan cerdas. Bagaimana media sosial berdampak seperti apa kepada Anda tergantung bagaimana Anda menggunakannya.
Tidak semua jenis media sosial harus Anda miliki. Cukup Anda aktif di media sosial yang memang sering Anda gunakan saja. Ketika Anda mengurangi penggunaan media sosial, akan ada banyak hal lain yang dapat Anda lakukan. Misalnya, berkumpul dengan keluarga, teman dan kerabat terdekat, liburan, membaca buku, atau melakukan hobi lainnya. Anda dapat bebas bercerita dengan teman dan keluarga tanpa gadget. Acara berkumpul bersama teman dan keluarga pun jadi lebih bermakna.

Kamis, 30 Agustus 2018

Sejarah dan Proses Globalisasi




Sejarah Globalisasi

Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluruh pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi.

Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.


Proses Globalisasi

Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi, antara lain globalisasi informasi seperti berita, televisi dan bahan siaran. Demikian juga dalam bidang ekonomi (perdagangan), teknologi, wawasan, perilaku dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Dalam perkembangan global lainnya (global trens), misalnya dalam bidang kependudukan (migrasi dan lapangan kerja internasional), gejala lingkungan hidup (pemanasan global), gaya hidup, serta politik ekonomi seperti munculnya masyarakat ekonomi, wilayah pertumubhan lintas negara (APEC, AFTA, SIJORI, dan sebagainya).
Berikut ini beberapa segi perkembangan bidang kehidupan, terkait dengan proses globalisasi yang mempunyai dampak luas terhadap masyarakat internasional.
Dimulai ketika Vasco da Gama dan Christopher Columbus dari Eropa 500 tahun lalu untuk berdagang, namun hal ini menjadi awal munculnya kehndak menguasai wilayah bangsa lain untukmenghisap kekayaan bangsa lain ( kolonialisme), maka saat itulah sudah mulai tertanam benih-benih yang namanya Globalisasi.  Oleh karena itu globalisasi merupakan kelanjutan darai kolonialisme.  Era kolonialisme merupakan juga era perkembangan paham kapitalisme di Eropa.  Paham kapitalisme dikembangkan oleh Adam Smith, Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang mengatur proses produksi dan pendistribusian barang dan jasa.  Ciri-ciri kapitalisme adalah : 1) Sebagian besar sarana produksi dan distribusi dimiliki individu. 2) barang dan jasa diperdagangkan dipasar bebas (free market) yang bersifat kompetitif, 3) modal baik berupa uang atau dalam bentuk kekayaan lainnya diinvestasikan kebarbagai usaha untuk mendapatkan keuntungan atau laba.
Proses berikutnya dilanjutkan dengan era pembangunan, yang ditandai dengan penekanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang berpusat pada negara sendiri.  Ketika era pembanguna mengalami krisis maka dunia masuk pada era baru yaitu globalisasi.  Pada era globalisasi ini negara-negara didorong untuk menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi global.  Aktor utamanya bukan lagi negara sebagai mana di era pembangunan,melainkan perusahaan-perusahaan transnasional (Trannational Corporations, TNCs) dan bank-bank transnasional (Transnational Banks, TNBs), Bank Dunia dan IMF (International Monetary Fund) atau dana moneter internasional, WTO, APEC (Asia Fasific Economic Cooperation), dll.  Semua proses globalisasi digerakkan oleh idiologi neoliberalisme.  Ciri pokok neoliberalisme adalah :
1. Perusahaan swasta bebas dari campur tangan pemerintah ( buruh, harga, investasi,dll).
2.  Hentikan subsidi negar kepada rakyat dan privatisasi perusahaan milik negara.
3. Penghapusan idiologi kesejahteraan bersama dan pemilikan bersama karena itu menghalangi pertumbuhan.

Pandangan Mengenai Proses Globalisasi ada 3 yaitu :

1.   Kaum Skeptis : berpendapat mereka mengakui bahwa kontak antar bangsa sekarang ini lebih besar di bandingkan dengan era sebelumnya tetapi tidak cukup terintegrasi untuk membentuk perekonomian global sebab kegiatan ekonomi dunia terbagi dalam 3 blok perdagangan dunia seperti ; Uni Eropa, Amerika Utara dan Asi Pasifik.  Oleh sebab itu yang terjadi sekarang bukan globaliosasi ekonomi dunia tetapi Regionalisasi perekonomian dunia.

2.    Kaum Hiperglobalis : berpendapat bahwa globalisasi adalah gejala yang sangat nyata yang konsekwensinya dapat dirasakan di hampir semua tempat di dunia.  Masing-masing negara tidak lagi mampu mengontrol perekonomian mereka karena perkembangan perdagangan dunia yang pesat.   Kemampuan para politikus negara sangat terbatas dalam menangani isu lintas batas sehuingga mereka kehilangan tentang sistem pemerintahan yang ada, sebab kebijakan ekonomi dipegang oleh 3 aktor ekonomi dunia yaitu, WTO (world Trade Organization), IMF (International Moneter Fund ) dan World Bank.

3.    Kaum Transformatif : mengatakan Tatanan global mengalami perubahan tetapi masih banyak pola lama yang masih bertahan seperti pemerintah masih tetap memiliki kekuasaan.  Perubahan sekarang ini tidak hanya terjadi di bidang ekonomi tetapi terjadi juga di bidang politik, sosial budaya.  Globalisasi biukan proses satu arah tetapi aliran dua arah antara gambar, informasi dan npengaruh.  Negara mengadakan restrukturisasi diri untuk menjawab berbagai organisasi ekonomi dan sosial yang baru.

3 Trik Jitu Mengendalikan Diri Agar Tidak Kecanduan Media Sosial

3 Trik Jitu Mengendalikan Diri Agar Tidak Kecanduan Media Sosial Penggunaan media sosial tak kenal usia, dari anak-anak hingga orang ...